Seorang pria terlalu kurus atau yang memiliki berat badan di bawah rata-rata BMI (indeks massa tubuh) punya resiko tidak bisa punya keturunan. Apakah benar? European Society of Human Reproduction and Embryology menemukan bahwa pria yang indeks massa tubuhnya normal, yakni antara 20 dan 25 memiliki tingkat sperma yang lebih tinggi dibandingkan pria dengan obesitas ataupun pria yang terlalu kurus. Journal Human Reproduction juga menyebutkan bahwa penderita obesitas bisa memicu paha dan alat kelamin pria tertekan sehingga menimbulkan panas. Padahal jika terjadi peningkatan suhu lebih dari 1 derajat saja dari batas normal bisa berdampak negatif bagi sperma. Pria yang terlalu kurus pun juga ternyata akan mengalami gangguan pada produktifitas spermanya, namun alasannya berbeda dengan pria yang menderita obesitas. Pria dengan berat badan terlalu rendah mempunyai sistem hormon yang tidak normal dikarenakan kurangnya asupan nutrisi. Nutrisi dari makanan juga sangat penting untuk sperma yang diproduksi. Tubuh yang terlalu kurus dapat terlihat dikarenakan nutrisi buruk pada pria tersebut. Jika dalam mencukupi kebutuhan tubuh secara umum serta perkembangan sel-sel di dalam tubuhnya saja sudah kurang baik, apalagi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi peningkatan kualitas dan produksi sel-sel yang berfungsi menghasilkan sperma. Hormon jika tidak seimbang, ataupun kurangnya asupan nutrisi dapat berpengaruh bagi faktor keturunan. Karena sperma yang dapat membuahi ovum (sel telur) hanya sperma yang terpilih dari juta- an sperma lain yang diproduksi kemudian dikeluarkan oleh pria. Jika kualitas sperma pria buruk, maka peluang sperma untuk membuahi sel telur juga menjadi kecil, kalaupun bisa, dapat menimbulkan resiko cacat lahir pada bayi.
Itulah mengenai pria terlalu kurus sulit membuat istrinya hamil, karena memiliki kualitas sperma yang kurang baik. Bukan hanya itu saja, dengan sperma yang kurang baik bisa juga mempengaruhi keturunan yang dihasilkan.
Klik Disini, Untuk Mendapatkan Solusi Cepat Hamil Dari Dokter Ahli Kandungan
Pesan Dari Dr Riyani SpOG: